Jumat, 09 Desember 2011

Pendekatan Budaya, Solusi Konflik Papua

Pendekatan Budaya, Solusi Konflik Papua
| Jodhi Yudono | Kamis, 8 Desember 2011 | 15:11 WIB
Dibaca: 373
|
Share:
AP Ilustrasi Papua
JAYAPURA, KOMPAS.com--Pendekatan budaya dengan menanggalkan semua arogansi kultural merupakan salah satu solusi menyelesaikan konflik di Papua, kata seorang peneliti di Jayapura.
"Menanggalkan arogansi kultural berarti tidak menganggap diri dan kebudayaan sendiri sebagai yang paling baik, namun membuka diri bagi orang Papua serta kebudayaannya dan bersedia belajar dari mereka," kata Hari Suroto dari Balai Arkeologi Jayapura, Rabu.
Menurut dia,  banyak orang yang datang ke Papua bermaksud baik dan memang orang Papua dapat belajar banyak dari mereka, tetapi sebaliknya para pendatang harus belajar banyak dari orang Papua.
Karena itu, kata Hari, mereka harus menanggalkan arogansi kulturalnya. "Integrasi tidak berarti bahwa orang Papua harus menyesuaikan diri dalam segala hal dengan para pendatang, seakan-akan mereka sendiri serba kosong atau malah kurang baik," ujarnya.
Dia menjelaskan, integrasi antara dua kelompok merupakan suatu proses yang melibatkan dua kebelah pihak untuk saling menerima dan memberi.
Namun selama puluhan tahun terakhir orang Papua sudah belajar banyak dari Indonesia, tetapi sebaliknya negara ini dan banyak pendatang sepertinya enggan belajar sesuatu dari Papua.
"Tidak banyak pendatang yang sungguh berusaha mengenal tanah Papua, manusia, bahasa dan budayanya, dan biasanya seseorang tidak dapat mencintai apa yang dia tidak kenal," katanya.
Selain itu, dalam program pembangunan sering kurang diperhatikan dan dihargai kearifan lokal, seakan-akan Papua harus menjadi fotokopi dari daerah-daerah lain di Indonesia tanpa suatu warna lokal Papua.
"Menanggalkan arogansi kultural dan menerima orang lain sebagai saudara dengan sepenuh hati sangat dibutuhkan untuk mencapai integrasi yang sejati," katanya.
 
Sumber :
ANT
<p>Your browser does not support iframes.</p>
Ada 2 Komentar Untuk Artikel Ini.
  • Kamis, 8 Desember 2011 | 16:45 WIB
    Tidak banyak pendatang yang sungguh berusaha mengenal tanah Papua, manusia, bahasa dan budayanya, dan biasanya seseorang tidak dapat mencintai apa yang dia tidak kenal,"kata Hari Suroto dari Balai Arkeologi Jayapura , kalau mereka tidak belajar dgn orang papua mana bisa mereka hidup berdampingan di papua, pendekatan apapun yg penting semua elemen di papua mendukung tanpa dukungan mrk jelas gagal..
  • Kamis, 8 Desember 2011 | 15:36 WIB
    PENDEKATAN KULTURAL GOMBAL !!! OPERASI MILITER TERARAH & TERENCANA KE TARGET OPM LAH YG BISA MENENTRAMKAN PAPUA !! CONTOH CINA, GERAKAN MAKAR SEKECIL APAPUN LANGSUNG DITUMPAS !! HASILNYA ?? CINA MAJU MERAJAI DUNIA !!!
 
Kirim Komentar Anda
Pembaca dapat mengirimkan komentar terkait artikel yang ditayangkan. Isi komentar bukan merupakan pandangan, pendapat ataupun kebijakan KOMPAS.com dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Pembaca dapat melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. KOMPAS.com akan menimbang setiap laporan yang masuk dan dapat memutuskan untuk tetap menayangkan atau menghapus komentar tersebut.

KOMPAS.com berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
Silakan atau register untuk kirim komentar Anda
<a href='http://ads3.kompasads.com/new/www/delivery/ck.php?n=a6f23c6b&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE' target='_blank'><img src='http://ads3.kompasads.com/new/www/delivery/avw.php?zoneid=155&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&n=a6f23c6b' border='0' alt='' /></a>
<a href='http://ads3.kompasads.com/new/www/delivery/ck.php?n=a3039df4&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE' target='_blank'><img src='http://ads3.kompasads.com/new/www/delivery/avw.php?zoneid=157&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&n=a3039df4' border='0' alt='' /></a>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar