JAKARTA (Pos Kota) – Kongres Kebudayaan Betawi yang digelar di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat, mulai Senin (5/12) hingga Rabu (7/12) harus mampu mewakili aspirasi seluruh warga Betawi. Tidak hanya itu, melalui kegiatan ini juga akan lahir kebijakan yang mampu mengakomodir pelestarian budaya lokal ibukota tersebut.
Menurut Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, jika peserta sepakat, maka kongres akan melahirkan rencana induk (masterplan) Pelestarian Budaya Betawi. Sehingga langkah-langkah pelestarian menjadi realistis, sesuai tahapan-tahapannya. Bahkan jika memungkinkan dalam pelestarian budaya ini tertuang dalam Peraturan Daerah (Perda). “Jangan salah persepsi. Perda ini nantinya bukan untuk pelestarian budaya Jakarta. Tapi budaya Betawi sebagai budaya asli kota ini,” ujar Fauzi usai membuka kongres, Senin (5/12).
Dikatakannya, jika ada kekhawatiran Perda Budaya ini nantinya tidak mewakili warga Betawi, maka kekhawatiran itu tidak tepat. Pasalnya, pemprov tidak ada pemikiran sama sekali untuk menomorduakan warga Betawi.
Dalam kongres ini sedikitnya 11 aspek kebudayaan akan dibahas yakni kesenian, kepurbakalaan, kesejarahan, permuseuman, kebahasaan, kesusastraan, tradisi, kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kepustakaan, kenaskahan dan perfilman.
Ketua Badan Musyawarah Masyarakat (Bamus) Betawi, Nachrowi Ramli mengatakan seluruh ormas Betawi yang berjumlah 114 oragnisasi harus mampu memanfaatkan secara maksimal kongres ini untuk memperjuangkan kepentingan warga Betawi.
Menurutnya, warga Betawi harus menjadi Betawi Kontemporer, tidak seperti warga Betawi masa lalu yang kurang produktif.
Pelaksanaan kongres ini sebagai langkah pendukung pembuatan pembuatan Perda Pelestarian Kebudayaan, sesuai Surat Keputusan Bersama Menteri Kebudayaan dan Pariwisata serta Menteri Dalam Negari No. 40 dan 42 tahun 2008 tentang Pedoman Pelestarian Kebudayaan.(guruh/b)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar