Jumat, 09 Desember 2011

Pekerjaan TKI Dipertemukan Budaya Unggul Dunia

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pekerjaan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri juga dipertemukan dengan keragaman budaya unggul yang dimiliki bangsa-bangsa di dunia. Dengan demikian para TKI khususnya yang bekerja di sektor formal sebagai tenaga kerja terampil, semi terampil, dan profesional dapat bersentuhan sekaligus mengadopsi nilai-nilai keunggulan tersebut, guna dikombinasikan dengan kultur di tanah air untuk kemajuan bangsa.

Demikian disampaikan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat di Jakarta, Jumat (9/12/2011), saat membuka kegiatan Job Fair (pameran bursa kerja) untuk calon tenaga kerja luar negeri yang diselenggarakan BNP2TKI di Jakarta, 9-10 Desember 2011.

Pelaksanaan Job Fair diikuti lebih 20 perusahaan pengerah jasa TKI atau Pelaksana Penempatan TKI Swasta (PPTKIS) serta perusahaan asuransi TKI, selain bekerjasama Dinas Tenaga Kerja Provinsi DKI Jakarta, Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (BP3TKI) Serang, Banten, dan BP3TKI Jakarta, termasuk melibatkan berbagai Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di wilayah Jakarta.

Job Fair tersebut menyediakan 4.000 peluang kerja untuk TKI di sektor formal, antara lain di perusahaan manufaktur, konstruksi, spa theraphy, perawat rumahsakit dan pengasuh orangtua lanjut, perhotelan, perminyakan (oil and gas), pengelasan, pertanian, perikanan, fisherman (kapal penangkap ikan), driver, tenaga engineering, information and technology, serta sejumlah pekerjaan untuk pelayanan hospitality (keramahtamahan) lainnya.

Sedangkan berbagai peluang kerja itu meliputi negara tujuan yaitu Brunei Darussalam, Taiwan, Malaysia, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Qatar. Dikatakan Jumhur, negara China memiliki tenaga kerja yang amat tersebar di seantero dunia hingga kemudian mempelajari pusat-pusat kebudayaan maju dari berbagai negara, untuk diadopsi dalam membangun kemegahan negaranya.

“Namun demikian, nilai-nilai budaya agung di masyarakat China tidak luntur, tetapi kemajuannya justru dapat dicapai melalui sumbangsih sebagian tenaga kerjanya dari luar negeri yang kembali ke negara asalnya,” jelas Jumhur.

Bahkan, katanya, perkembangan kemajuan bangsa China saat ini ikut mempengaruhi peradaban internasional utamanya melalui kegiatan perdagangan, di samping budaya China sendiri berkembang di tengah-tengah pusat kebudayaan dunia tanpa menghilangkan keasliannya. “Masyarakat China telah menjadi warganegara dunia namun tetap bertahan sebagai bangsa China,” tegasnya.

Jumhur mengatakan, para TKI yang bekerja di sektor formal pada berbagai perusahaan di luar negeri jelas mendapatkan pengalaman maupun pengetahuan yang baik terhadap kemajuan berikut adanya budaya luhur, agung, dan besar di dunia, sehingga merupakan bekal untuk kesuksesan dirinya selain dapat disumbangkan bagi masyarakat dan bangsa saat kembali ke tanah air.

Ia juga mengharapkan, komunitas TKI yang berada di negara lain kerap memperteguh semangat, akar budaya tanah air, serta nilai-nilai kebangsaan yang telah terpupuk lama, agar semakin dihargai oleh masyarakat dunia.

“Di samping itu, para TKI harus tetap bekerja keras dan menghasilkan perpaduan semangat dari kemajuan bangsa lain untuk kepentingan pengabdian di Indonesia,” ujarnya.

Jumhur menambahkan, para calon TKI terlatih, semi terlatih, ataupun profesional yang berharap dapat pekerjaan di luar negeri tidak perlu ragu karena ketersediaan peluang kerjanya cukup banyak dan beragam. “Hal ini pantas dilakukan jika merasa belum ada pengabdian atau pekerjaan di dalam negeri, serta ditekadkan untuk mengambil pelajaran dari kemajuan negara lain agar sekembalinya ke Indonesia menjadi manusia yang semakin berguna dan bermanfaat,” kata Jumhur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar