Arti Kebudayaan Batak
Yang diamksud dengan kebudayaan Batak yaitu seluruh nilai-nilai kehidupan suku bangsa Batak diwaktu-waktu mendatang merupakan penerusan dari nilai kehidupan lampau dan menjadi faktor penentu sebagai identitasnya.
Refleksi dari nilai-nilai kehidupan tersebut menjadi suatu cirri yang khas bagi suku bangsa Batak yakni : Keyakinan dan kepercayaan bahwa ada Maha Pencipta sebagai Tuhan yang menciptakan alam semesta beserta segala sesuatu isinya, termasuk langit dan bumi.
Untuk mewujudkan keseimbangan dalam menjalankan nilai-nilai kehidupan sebagai mahluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, Tuhan Maha Pencipta sebagai titik orientasi sipritualnya, alam lingkungan sebagai objek integritasnya suku bangsa Batak telah dinaungi Patik. Patik berfungsi sebagai batasan tatanan kehidupan untuk mencapai nilai-nilai kebenaran. Patik ditandai dengan kata Unang, Tongka, Sotung, Dang Jadi.
Sebagai akibat dari penyimpangan tatanan kehidupan yang dimaksud dibuatlah Uhum atau Hukum. Uhum/Hukum ditandai oleh kata; Aut, Duru, Sala, Baliksa, Hinorhon, Laos, Dando, Tolon, Bura dsb.
Didalam menjalankan kehidupan suku bangsa Batak terutama interaksi antara sesama manusia dibuatlah nilai-nilai antara sesama, etika maupun estetika yang dinamai Adat.
Suku bangsa Batak mempunyai system kekerabatan yang dikenal dan hidup hingga kini yakni Partuturon.
Peringatan untuk tidak melanggar Patik itu ditegaskan dengan kata Sotung. Dan mengharamkan segala aturan untuk dilanggar dikatakan dengan kata Subang.
Makna Kebudayaan Batak
Tata nilai kehidupan suku Batak di dalam proses pengembangannya merupakan pengolahan tingkat daya dan perkebangan daya dalam satu sistem komunikasi meliputi :
a. Sikap Mental (Hadirion)
· Sikap mental ini tercermin dari pepatah : babiat di harbangan, gompul di alaman.
· Anak sipajoloon nara tu jolo.
b. Nilai Kehidupan (Ruhut-ruhut Ni Parngoluon)
Pantun marpangkuling bangko ni anak na bisuk. Donda marpangalaho bangkoni boru na uli. (pantun hangoluan tois hamagoan).
Cara Berpikir (Paningaon)
Raja di jolo sipatudu dalan hangoluan.
Raja di tonga pangahut pangatua, pangimpal, pangimbalo (pemersatu).
Raja di pudi siapul natangis sielek na mardandi
Cara Bekerja (Parulan)
Mangula sibahen namangan
Maragat bahen siinumon
Logika (Ruhut, Raska, Risa)
Aut so ugari boru Napitupulu na tumubuhon au, dang martulang au tu Napitupulu
Etika (Paradaton)
Tinintip sanggar bahen huru-huruan
Nisungkun marga asa binoto partuturon
Estetika (panimbangion)
Hatian sora monggal ninggala sibola tali
Rangkuman
Pandangan Umum.
Budaya berasal dari bahasa sanskerta yaitu Budhayah bentuk jamak dari budi dan akal. Sedangkan kata budaya ialah perkembangan majemuk dari budidaya yang berarti daya dan budi.
Hakekat budaya adalah hasil daya dari budi berupa Cipta, Karsa, Rasa.
Defenisi kebudaytaan adalah sejumlah kepandaian dan pengalaman-pengalaman generasi-generasi angkatan manusia, yang telah dipelajarkan pada tiap-tiap generasi baru dan yang tersusun dalam masyarakat.
Salah satu aspek kebudayaan adalah ADAT. Adat ialah segala sesuatu kebiasaan-kebiasaan generasi-generasi angkatan manusia, yang telah dipelajarkan pada tiap-tiap generasi baru; telah tersusun rapi dalam masyarakat dan dibatasi oleh norma-norma tertentu.
Pandangan Khusus
Pemahaman suku bangsa Batak tentang mikro kosmos dan makro kosmos dimana hubungan manusia Batak dengan Tuhannya, hubungan manusia Batak dengan manusia lainnya, manusia Batak dengan alam lingkungannya selalu di batasi oleh patik dan uhum.
Itu berarti tatanan kehidupan suku Batak dari dulu hingga sekarang ini telah diatur oleh suatau sistem yaitu Budaya, dalam bahasa Batak lebih diartikan sebagai UGARI.
LOGIKA
Budaya Batak mencerminkan nilai-nilai peradaban yang tinggi sehingga suku bangsa Batak mengakui Tuhan Maha Pencipta sebagai orientasi spritualnya.
Suku bangsa yang tidak mempunyai budaya adalah suku bangsa yang tidak mengenal Tuhan dan disebut biadab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar